Setiap bencana berawal dari pandangan mata,
Sebagaimana api yang besar berasal dari percikan bara.
Berapa banyak pandangan sanggup menembus relung hati,
Seperti kekuatan anak panah yang lepas dari busur tali.
Seorang hamba, selama mengumbar pandangannya untuk memandang yang haram,
Maka dia berada dalam bahaya.
Ia menyenangkan mata dengan sesuatu yang membahayakan hatinya,
Maka janganlah menyambut kesenangan yang akan membawa bencana.
Saudaraku ….
Demikianlah bencana yang ditimbulkan oleh pandangan. Ia akan mewariskan penyesalan, menghadirkan malapetaka, dan membakar nafsu.
Tatkala seorang hamba melihat suatu perkara yang tidak mampu diraihnya, juga tidak mampu bersabar atasnya,
sesungguhnya hal ini merupakan siksaan yang paling pedih. Betapa banyak orang yang mengumbar pandangannya dan tidak menghentikan perbuatan ini. Dia terbunuh oleh pandangannya sendiri,
sebagaimana dikatakan dalam syair:
Wahai orang yang tidak menghentikan pandangannya,
Hingga dia terbunuh di antara pandangan-pandangannya.
Ia bosan dengan keselamatan lalu mengumbar pandangannya,
Sambil berdiri di atas puing-puing yang disangkanya rupawan.
Ia masih terus mengumbar pandangannya,
Hingga dia terbunuh diantara pandangan-pandangannya.
Pandangan juga merupakan pemandu dan utusan syahwat.
Oleh karena itu, menjaga pandangan merupakan pondasi dari memelihara kemaluan.
Barangsiapa yang mengumbar pandangannya berarti dia telah menggiring dirinya ke tempat-tempat kebinasaan.